Kisah Cinta
  • Bucin
  • Jarak jauh
  • Pertama
  • Segitiga
  • Terlarang
  • Dendam Cinta
  • Penghianatan Cinta
No Result
View All Result
  • Bucin
  • Jarak jauh
  • Pertama
  • Segitiga
  • Terlarang
  • Dendam Cinta
  • Penghianatan Cinta
Kisah Cinta
No Result
View All Result

CINTA YANG TERBAKAR

CINTA YANG TERBAKAR

SAME KADE by SAME KADE
January 28, 2025
in Dendam Cinta
Reading Time: 16 mins read
CINTA YANG TERBAKAR

1. Bab 1  Api yang Menyala

Previous
Next

Pagi itu, udara di kota Jakarta terasa lebih panas dari biasanya. Aria, yang berdiri di balkon apartemennya yang menghadap ke jalanan yang sibuk, merasakan sinar matahari menyentuh kulitnya, namun tak mampu menghangatkan hati yang mulai terasa beku. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menghilangkan kebingungan yang menghantui pikirannya. Ada ketegangan yang menggelayuti dirinya—sesuatu yang terasa sangat tidak benar.

Pagi ini seharusnya menjadi salah satu hari terindah dalam hidupnya. Seharusnya. Tapi tidak hari ini. Tidak setelah apa yang terjadi malam tadi.

Ia menatap ponsel yang tergeletak di meja kecil di sudut ruang tamu. Sebuah pesan dari Darren, kekasihnya, yang sudah bersama selama hampir tiga tahun, tiba-tiba muncul di layar. Pesan itu begitu singkat, hanya dua kalimat yang cukup membuat Aria merasa seluruh dunianya runtuh.

“Aria, aku ingin bicara. Ada sesuatu yang harus kamu ketahui.”

Terlalu singkat, tetapi Aria sudah bisa merasakan ada sesuatu yang sangat buruk yang akan datang. Perasaannya semakin mencekam. Apakah ini ada hubungannya dengan Nina? Sahabat terdekatnya yang sudah ia kenal sejak mereka di bangku kuliah? Tidak, Aria berusaha menepis pikiran itu. Namun, semakin keras ia berusaha mengabaikan, semakin besar pula ketidaknyamanan yang dirasakannya.

Darren, pria yang selama ini ia percayai sepenuhnya, telah mengubah segalanya. Aria sudah merasakan bahwa akhir-akhir ini hubungan mereka mulai terasa aneh. Ada jarak yang tidak bisa dijelaskan, ada rasa asing yang perlahan tumbuh antara mereka. Tapi ia tidak pernah mengira bahwa yang akan menghancurkan semuanya adalah pengkhianatan yang tidak pernah ia bayangkan.

Kembali ke Malam Sebelumnya

Malam itu, setelah seharian bekerja, Aria merasa lelah dan memutuskan untuk menghabiskan malam di rumah saja. Darren sudah berjanji untuk datang, dan seperti biasa, mereka akan menikmati waktu bersama. Namun, rencana itu hancur begitu saja ketika suara pintu apartemen dibuka dengan keras, dan Aria menemukan sesuatu yang tak pernah ia duga.

Di ruang tamu, Darren dan Nina—sahabat terbaiknya—sedang duduk bersama di sofa. Mereka tertawa, seolah-olah tidak ada yang salah. Aria yang baru saja pulang, masih mengenakan jas kerjanya, memandang mereka dengan tatapan bingung. Sungguh, tidak ada yang berbeda dari penampilan mereka. Mereka tampak seperti pasangan biasa yang sedang menikmati waktu santai. Namun, ada sesuatu di mata mereka yang membuat Aria merasa perutnya mual. Ada kehangatan yang aneh di antara keduanya—sesuatu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

“Aria… kamu sudah pulang?” Darren berdiri dan menyapanya dengan nada yang sedikit canggung, seakan-akan mereka tengah melakukan sesuatu yang sangat salah.

Aria hanya mengangguk, tidak bisa berkata-kata. Keheningan yang mencekam membuat suasana semakin terasa tidak wajar. Ia berusaha tersenyum, tapi senyumnya terasa semakin kaku di bibirnya.

“Nina dan aku hanya berbicara,” Darren melanjutkan, tetapi Aria sudah tidak bisa mendengar lebih banyak. Semuanya terasa kabur. Ia merasakan tubuhnya seperti terkunci dalam ruang waktu yang sama sekali tidak ia mengerti.

Lalu, matanya tertuju pada tangan Nina yang tanpa sadar menyentuh tangan Darren. Sesuatu yang sangat biasa dilakukan oleh orang yang saling menyayangi. Aria merasa dunia ini tiba-tiba berhenti berputar. Semua suara di sekelilingnya lenyap. Ia merasa matanya mulai berkunang-kunang, namun ia tetap berusaha untuk tetap tegak berdiri.

“Kenapa tangan kalian bersentuhan?” suara Aria terdengar seperti bisikan yang hampir tenggelam dalam kebingungannya.

Darren yang semula mencoba terlihat tenang, kini mulai terlihat ragu. Ia tampak gugup, tidak bisa menghadapinya dengan mata yang sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Aria merasa dunia itu berputar sangat cepat, seperti sebuah mimpi buruk yang tidak bisa ia hindari. Dan saat itu juga, ia tahu jawabannya.

“Sial,” pikirnya dalam hati, “Aku tahu ini.”

Nina akhirnya membuka mulut, suaranya lembut namun menusuk. “Aria… kami sudah mencoba untuk memberitahumu, tapi ini sangat sulit. Maafkan kami.”

Aria merasa darahnya mendidih. “Jadi kalian berdua… kalian berdua?” suaranya terdengar lebih keras, penuh amarah. “Kalian berdua… sudah bersama, selama ini?”

Darren hanya terdiam. Nina menggigit bibirnya, seakan tidak tahu bagaimana melanjutkan kata-katanya. Tetapi bagi Aria, semua penjelasan yang mereka beri terasa sia-sia. Dalam sekejap, ia merasa seperti dibakar hidup-hidup, dihancurkan oleh kenyataan yang tak terelakkan.

Kembali ke Pagi Ini

Kembali ke pagi itu, Aria memejamkan matanya sejenak, mengingat kembali malam yang penuh pengkhianatan itu. Kamar yang semula penuh dengan kenangan indah kini terasa kosong, dingin, dan penuh kebohongan. Semua yang ia percayai hancur dalam sekejap.

Pesan dari Darren masih ada di layar ponselnya, namun kali ini ia tidak ingin membaca lebih jauh. Apa lagi yang perlu dikatakan oleh pria yang telah merusak hidupnya? Apa yang bisa diperbaiki setelah kepercayaan hancur seperti ini?

Dengan gemetar, Aria menekan tombol hapus pada pesan itu. Dia tahu apa yang harus ia lakukan. Sakit memang, tetapi itu adalah jalan yang harus ia pilih.

Di luar jendela, angin berhembus lembut, dan matahari terbit perlahan. Tetapi bagi Aria, dunia luar tak lagi terlihat cerah. Hatinya sudah terbakar, dan ia tidak tahu seberapa lama ia harus bertahan dengan rasa sakit ini. Api yang menyala dalam dirinya, yang tercipta dari kebohongan dan pengkhianatan, kini menyelimuti seluruh hatinya.

Dendam itu sudah mulai tumbuh, mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang bahkan ia sendiri belum sepenuhnya bisa mengerti. Semua yang ia inginkan sekarang adalah balas dendam, untuk membuat mereka merasakan apa yang ia rasakan. Tapi di sudut hatinya yang terdalam, Aria juga tahu bahwa tak ada yang lebih menyakitkan selain membiarkan kebencian menguasai dirinya.

Dengan langkah yang pasti, Aria berjalan menuju kamar tidurnya dan menutup pintu. Mungkin, hanya dengan menutup pintu ini, ia bisa mulai memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya—dan bagaimana ia bisa mengakhiri kebakaran yang sudah membakar jiwanya ini.*

Previous
Next Bab 2  Luka yang Membara
Source: ASIFA HIDAYATI
Tags: #cintadandendam#cintayangterbakar#lukacinta#memaafkan#penghianat
Previous Post

LANGKAH AWAL DI JALAN CINTA

Next Post

MENUNGGU DIANTARA BINTANG

Related Posts

LARA DALAM BALAS DENDAM HATI

LARA DALAM BALAS DENDAM HATI

May 17, 2025
KETIKA CINTA BERUBAH JADI SENJATA

KETIKA CINTA BERUBAH JADI SENJATA

May 16, 2025
KISAH DENDAM SANG MANTAN KEKASIH

KISAH DENDAM SANG MANTAN KEKASIH

May 15, 2025
RINDU YANG MENYULUT AMARAH

RINDU YANG MENYULUT AMARAH

May 14, 2025
SAAT LUKA MENJADI CINTA

SAAT LUKA MENJADI CINTA

May 13, 2025
JANJI YANG MANIS DI BALIK PENGKHIANATAN

JANJI YANG MANIS DI BALIK PENGKHIANATAN

May 12, 2025
Next Post
MENUNGGU DIANTARA BINTANG

MENUNGGU DIANTARA BINTANG

TIGA PILIHAN SATU CINTA

TIGA PILIHAN SATU CINTA

CINTA DALAM BAYANG BAYANG

CINTA DALAM BAYANG BAYANG

Top Stories

LARA DALAM BALAS DENDAM HATI

LARA DALAM BALAS DENDAM HATI

May 17, 2025
KETIKA CINTA BERUBAH JADI SENJATA

KETIKA CINTA BERUBAH JADI SENJATA

May 16, 2025
KISAH DENDAM SANG MANTAN KEKASIH

KISAH DENDAM SANG MANTAN KEKASIH

May 15, 2025

Tentang Kisah Cinta

Kami menyajikan kumpulan novel dan cerpen cinta yang menggambarkan berbagai sisi cinta, dari yang manis hingga yang pahit, dari yang bahagia hingga yang menyayat hati

Connect on Social

© 2024 Kisahcinta.id

No Result
View All Result
  • Bucin
  • Jarak jauh
  • Pertama
  • Segitiga
  • Terlarang
  • Dendam Cinta
  • Penghianatan Cinta

© 2024 Kisahcinta.id